Jumat, 29 Desember 2017

Tugas Rangkuman Materi 1-3

Tugas Rangkuman Materi 1-3

Tugas 1, CobIT
COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) merupakan sebuah kerangka kerja (Framework) yang terdiri dari sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, bkeutuhan pengendalian dan masalah-masalah teknis serta dapat memberikan arahan (guidelines) yang berorientasi pada bisnis [Sasongko, 2009]. 

COBIT dikelompokkan kedalam 4 domain yaitu ;
a.       Perencanaan dan pengorganisasian (Plan and Organise)
b.      Akuisisi dan Implementasi (Acquire and Implement)
c.       Layanan dan Dukungan (Deliver and Support)
d.      Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)

Berikut ini Contoh Kasus Perusahaan yang Menggunakan CobIT:
Evaluasi Tatakelola Teknologi Informasi pada PT Pertiwi Agung dengan Menggunakan Kerangka Kerja Cobit pada Domain Plan And Organisedalam Model Maturity Level



Tugas 2, AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
Menurut (Arens dan Loebbecke, 2003), auditing sebagai “Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.”
Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi dalam perusahaan itu.
Audit IT sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain Traditional Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer, dan Behavioral Science. Audit IT bertujuan untuk meninjau dan mengevaluasi faktor-faktor ketersediaan (availability), kerahasiaan (confidentiality), dan keutuhan (integrity) dari sistem informasi organisasi.
Audit IT memiliki beberapa jenis diantaranya yaitu:
a.       Sistem dan Aplikasi
b.      Fasilitas Pemrosesan Informasi
c.       Pengembangan Sistem
d.      Arsitektur Perusahaan & Manajemen TI
e.       Client / Server, Telekomunikasi, Intranet dan Ekstranet

Tugas 3, IT FORENSIC
IT Forensik yaitu suatu ilmu yang berhubungan dengan pengumpulan fakta dan bukti pelanggaran keamanan sistem informasi serta validasinya menurut metode yang digunakan (misalnya metode sebab-akibat). Fakta-fakta tersebut setelah diverifikasi akan menjadi bukti-bukti yang akan digunakan dalam proses selanjutnya.Selain itu juga diperlukan keahlian dalam bidang IT ( termasuk diantaranya hacking) dan alat bantu (tools) baik hardwaremaupun software untuk membuktikan pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam bidang teknologi sistem informasi tersebut.
IT forensic mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1.      Untuk membantu mengamankan, memulihkan, menganalisa, dan mempresentasikan materi/entitas berbasis digital atau elektronik sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan sebagai alat buti yang sah di pengadilan.

2.      Untuk mendukung proses identifikasi alat bukti dalam waktu yang relatif cepat, agar dapat diperhitungkan perkiraan potensi dampak yang ditimbulkan akibat perilaku jahat yang dilakukan oleh kriminal terhadap korbannya, sekaligus mengungkapkan alasan dan motivitasi tindakan tersebut sambil mencari pihak-pihak terkait yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan perbuatan tidak menyenangkan dimaksud.

Berikut ini Contoh jurnal yang berkaitan dengan IT Forensic :
Penerapan Teknik Komputer Forensik Untuk Pengembalian Dan Penghapusan Berkas Digital

Jumat, 01 Desember 2017

IT FORENSIC

Review Jurnal :
PENERAPAN TEKNIK KOMPUTER FORENSIK UNTUK PENGEMBALIAN DAN PENGHAPUSAN BERKAS DIGITAL
Anggit Dwi Hartanto, Ema Utami, Hanif Al Fatta
Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta,
Juni 2011


Penggunaan berkas digital selain banyak kelebihan juga banyak kekurangan antara lain, seringnya dokumen hilang dikarenakan banyak kemungkinan, misalnya menghapus berkas penting secara tidak sengaja. Solusi dari permasalahan itu adalah data yang hilang dikembalikan dengan menggunakan software recovery file. Tetapi dengan adanya solusi tentang pengembalian data yang telah hilang tersebut juga menimbulkan masalah baru yaitu bagaimana cara agar data yang dihapus tidak bisa dikembalikan lagi dengan software recovery file yang ada. Solusi dari kedua masalah tersebut adalah dengan dilakukan percobaan yang bersifat try and error yaitu dilakukannya tindakan-tindakan terhadap data atau berkas digital. Dengan mengacu pada tindakan tersebut akan diketahui hasil dari penggunaan software testdisk versi 6.11 dalam pengembalian data dan penghapusan data.


1.   Latar Belakang
Komputer forensik atau kadang disebut digital forensic adalah ilmu memperoleh, mengambil, melestarikan, dan penyajian data yang telah diproses secara elektronik dan disimpan pada media komputer. Barang bukti digital tersebut termasuk handphone, notebook, PDA dan alat teknologi apapun yang mempunyai media penyimpanan dan bisa dianalisa. Komputer forensik dapat dispesifikasi lagi menjadi beberapa bagian, seperti disk forensic, system forensik, network forensik dan internet forensik. Pengetahuan disk forensik sudah terdokumentasi dengan baik dibandingkan dengan bidang forensik lainnya.

2.   Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian experimental, yaitu penelitian try and error. Penelitian ini dengan melakukan percobaan terhadap data yang berada di harddisk dan flashdisk. Data yang digunakan sebagai percobaan adalah data yang lazim digunakan seperti data dokumen (*.doc, *.ppt, *.xls, *.txt), data gambar (*.jpg, *.psd, *.jpeg), data video (*.avi, *.mpg, *.mpeg). Fokus penelitian ini adalah jika data hilang akan dicoba dikembalikan maupun sebaliknya.

3.   Kelebihan
Penggunaan berkas digital banyak diminati karena tidak membutuhkan tempat yang banyak dan berkas digital sangat fleksibel, bisa dikirim, di-copy dan dihapus secara cepat.

4.   Kekurangan
Seringnya dokumen hilang dikarenakan banyak kemungkinan, misalnya menghapus berkas penting secara tidak sengaja,data terserang virus dan lain sebagainya.

5.   Kesimpulan
Jika terjadi kehilangan data yang terhapus secara tidak sengaja dapat disimpulkan dengan menggunakan beberapa teknik yaitu :


·    Teknik yang digunakan dalam recovery file khususnya testdisk adalah mulai dari membuat file log, memilih partisi dan jenis partisi harddisk, proses pengembalian file dan pemullihan file.

·       Data yang hilang bisa dikembalikan dengan syarat bahwa data yang berada di media penyimpanan itu belum rusak.

·   Langkah yang dilakukan ketika kehilangan data adalah mulai dari mengecek kapasitas media, mengecek recyle bin, menyiapkan space untuk backup data dan menjalankan software recovery file.

·     Untuk memusnahkan data agar tidak bisa dikembalikan dengan software recovery file yaitu dengan cara diformat kemudian ditimpa dengan file sampai satu partisi penuh atau ditimpa dengan perintah dd di command linux.

Sumber : https://www.researchgate.net/profile/Ema_Utami/publication/241194526_PENERAPAN_TEKNIK_KOMPUTER_FORENSIK_UNTUK_PENGEMBALIAN_DAN_PENGAHAPUSAN_BERKAS_DIGITAL/links/0c96052aa24c706cad000000/PENERAPAN-TEKNIK-KOMPUTER-FORENSIK-UNTUK-PENGEMBALIAN-DAN-PENGAHAPUSAN-BERKAS-DIGITAL.pdf

Jumat, 03 November 2017

Audit Teknologi Sistem Informasi

AUDIT TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI


Pengertian Audit Menurut Para Ahli.
1. Pengertian Auditing Menurut (Mulyadi , 2002), auditing merupakan:
“Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”  
 
2. Pengertian Auditing Menurut (Sukrisno Agoes , 2004), auditing adalah
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.”

3. Pengertian Auditing menurut (Arens dan Loebbecke, 2003), auditing sebagai:
“Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.”
  
Pengertian Audit Teknologi Informasi
Audit teknologi informasi (Inggris: information technology (IT) audit atau information systems (IS) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai target organisasinya.
Audit IT sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam ilmu, antara lain Traditional Audit, Manajemen Sistem Informasi, Sistem Informasi Akuntansi, Ilmu Komputer, dan Behavioral Science. Audit IT bertujuan untuk meninjau dan mengevaluasi faktor-faktor ketersediaan (availability), kerahasiaan (confidentiality), dan keutuhan (integrity) dari sistem informasi organisasi.

Sejarah Audi Teknologi Informasi
Audit IT yang pada awalnya lebih dikenal sebagai EDP Audit (Electronic Data Processing) telah mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan audit IT ini didorong oleh kemajuan teknologi dalam sistem keuangan, meningkatnya kebutuhan akan kontrol IT, dan pengaruh dari komputer itu sendiri untuk menyelesaikan tugas-tugas penting. Pemanfaatan teknologi komputer ke dalam sistem keuangan telah mengubah cara  kerja sistem keuangan, yaitu dalam penyimpanan data, pengambilan kembali data dan pengendalian. Sistem keuangan pertama yang menggunakan teknologi komputer muncul pertama kali pada tahun 1954.

Selama periode 1954 sampai dengan 1960-an profesi audit masih menggunakan komputer. Pada pertengahan 1960-an terjadi perubahan pada mesin komputer, darimainframe menjadi komputer yang lebih kecil dan murah. Pada tahun 1968, American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) ikut mendukung perkembangan EDP auditing. Sekitar periode ini pula para auditor bersama-sama mendirikan Electronic Data Processing Auditors Association (EDPAA).
Tujuan lembaga ini adalah untuk membuat suatu tuntunan prosedur dan standar bagi audit EDP. Pada tahun 1977, edisi pertama Control Objectives diluncurkan. Publikasi ini kemudian dikenal sebagai Control Objectives for Information and Related Technology (CobiT). Tahun 1994, EDPAA mengubah namanya menjadi Information System Audit (ISACA). Selama periode 1960-an sampai saat ini teknologi IT telah berubah dengan cepat dari mikrokomputer dan jaringan ke internet. Pada akhirnya perubahan-perubahan tersebut ikut pula menentukan perubahan pada audit IT.

Jenis – Jenis Audit IT
1.      Sistem dan Aplikasi
Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah sistem dan aplikasi sesuai dengan kebutuhan organisasi, berdayaguna, dan memiliki kontrol yang cukup baik untuk menjamin keabsahan, kehandalan, tepat waktu, dan keamanan pada input, proses serta output pada semua tingkat kegiatan sistem.

2.      Fasilitas Pemrosesan Informasi
Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah fasilitas pemrosesan terkendali untuk menjamin ketepatan waktu, ketelitian dan pemrosesan aplikasi yang efisien dalam keadaan normal dan buruk.

3.      Pengembangan Sistem
Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah sistem yang dikembangkan mencakup kebutuhan obyektif organisasi.

4.      Arsitektur Perusahaan dan Manajemen TI
Audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah manajemen TI dapat mengembangkan struktur organisasi dan prosedur yang menjamin kontrol dan lingkungan yang berdaya guna untuk pemrosesan informasi.

5.      Client/Server, telekomunikasi, intranet, dan ekstranet.
Suatu audit yang berfungsi untuk memeriksa apakah kontrol-kontrol berfungsi pada client server, dan jaringan yang menghubungkan client dan server.


Perkembangan Audit Saat Ini
Pengauditan telah mulai dilakukan sejak abad ke limabelas. Tahun kelahiran pengauditan laporan keuangan secara pasti tidak diketahui, tetapi dari berbagai sumber dapat diketahui bahwa pada sekitar awal abad ke limabelas jasa Auditor telah mulai digunakan di Inggris. Meskipun pengauditan telah lahir sejak beberapa abad yang lalu, namun perkembangan yang pesat baru terjadi pada abad ini.


Perkembangan Pengauditan di Indonesia
Perkembangan Auditorsi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Auditor Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Auditorsi Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan Auditor (NPA). Selain itu perkembangan yang terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin menuntut dilakukannya audit atas laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan mengajukan permohonan kredit ke bank. Pada tahun 1995 lahir Undang-undang Perseroan Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas menyusun laporan keuangan dan jika perseroan merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh Auditor publik. Pada tahun yang sama Undang – Undang Pasar modal pun lahir juga.

Seiring perkembangan perusahaan di Indonesia, IAI telah banyak melakukan penyempurnaan peraturan yang berlaku di Indonesia. Yang mana Indonesia saat itu berkibalat pada peraturan yang dibuat oleh Amerika Serikat. Pada tahun 1994 IAI melakukan penyusunan ulang prinsip Auditorsi dan standar audit yang disebut Standar Auditorsi Keuangan (SAK) dan Standar Profesional Auditor Publik (SPAP). Sejalan dengan itu Dewan Standar Auditorsi yang dibentuk IAI secara terus menerus menerbitkan Pernyataan Standar Auditorsi Keuangan (PSAK).



Review Software Akuntansi
Aplikasi akuntansi buatan Indonesia ini cukup bagus buat anda coba, anda bisa membuat laporan laba-rugi, jurnal umum, neraca lajur, dan lebih lagi. software buatan putra Indonesia yang didesign mudah digunakan, multiplatform sehingga dapat dijalankan pada semua O/S: Windows, Linux, Mac OS serta berbasis platform opensource, sehingga total biaya (TCO) keseluruhan sistem jadi terjangkau

Ada beberapa software akuntansi diantaranya, sebagai berikut:
v  Bee POS adalah Software Kasir yang dibuat khusus untuk usaha Toko, Minimarket/swalayan, Retail.
v  Bee Lite adalah Software Retail yang cocok digunakan untuk Distributor/agen yang mempunyai banyak sales, Penjualan Kredit (Piutang) dengan beberapa level harga berjenjang.
v  Bee Silver adalah Software Accounting entry-level yang cocok digunakan untuk perusahaan dagang dan jasa skala menengah dan micro.
v  Bee Gold adalah Software Accounting kelas medium yang cocok digunakan untuk perusahaan dagang dan jasa skala menengah yang sudah siap menerapkan Akuntansi secara penuh.
v  Bee Platinum adalah Software Accounting edisi paling lengkap dari Bee Accounting, cocok digunakan untuk perusahaan dagang dan jasa skala menengah atas/enterprise yang sudah siap menerapkan Akuntansi secara penuh, namun membutuhkan alat bantu otomatisasi akuntansi yang mudah.



Referensi :
§  http://www.bagiilmu.net/2016/03/pengertian-audit-audit-teknologi.html
§  http://www.http://bathdeville.blogspot.co.id/2012/06/sejarah-singkat-it-audit.html?m=1
§  http://auditsi-imam.blogspot.co.id/2015/04/s.html
§  http://www.sugengsiswanto.com/2015/02/review-software-akuntansi-open-source-bee-accounting.html

Sabtu, 21 Oktober 2017

CobIT (Control Objective for Information and Related Technology)

COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) merupakan sebuah kerangka kerja (Framework) yang terdiri dari sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan manajemen, untuk menjembatani gap antara risiko bisnis, kebutuhan pengendalian dan masalah-masalah teknis serta dapat memberikan arahan (guidelines) yang berorientasi pada bisnis [Sasongko, 2009]. COBIT dikem-bangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) yang merupakan bagian dari Information Systems Audit and Control Association (ISACA).


Kerangka Kerja COBIT
Bagian utama COBIT adalah ke-34 control objective. Control objective dikelompokkan ke dalam 4 domain, yaitu:
1.      Perencanaan dan pengorganisasian (Plan and Organise)
2.      Akuisisi dan Implementasi (Acquire and Implement)
3.      Layanan dan Dukungan (Deliver and Support)
4.      Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate).
Dalam pembahasan ini hanya difokuskan pada domain Plan and Organise (PO) saja.

Domain Plan and Organise (PO)
Domain ini mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi TI yang dapat memberikan yang terbaik untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. Domain ini terdiri dari 10 proses TI, yaitu:

1.      PO1 Define a Strategic IT Plan
2.      PO2 Define the Information Archi-tecture
3.      PO3 Determine Technological Direction
4.      PO4 Define the IT Processes, Organisation and Relationship
5.      PO5 Manage the IT Investment
6.      PO6 Communicate Management Aims and Direction
7.      PO7 Manage IT Human Resources
8.      PO8 Manage Quality
9.      PO9 Assess and Manage IT Risks
10.  PO10 Manage Projects

Maturity Model

Maturity Models dapat membantu pihak professional untuk dapat menjelaskan kepa-da manajemen perusahaan mengenai posisi dari tata kelola TI yang ada di perusahaan saat ini dan dapat menentukan target untuk masa yang akan datang. Tingkat maturity dapat dipengaruhi oleh tujuan bisnis dari perusahaan, lingkungan operasional dan lingkungan industri. Maturity model pada COBIT terdapat enam level penilaian seperti pada Gambar 1 berikut ini:

Gambar 1 Maturity Model pada COBIT
Sumber : [ITGI, 2007]

Setiap proses pada COBIT terdapat skala penilaian berdasarkan deskripsi Maturity Model secara umum seperti di bawah ini:

·         Level 0 Non-Existent
·         Level 1 Initial/Ad Hoc
·         Level 2 Repeatable but Intuitive
·         Level 3 Defined Process
·         Level 4 Managed and Measurable
·         Level 5 Optimised


Contoh kasus pada domain Plan And Organise dalam Model Maturity Level yaitu kasus :

Evaluasi Tatakelola Teknologi Informasi pada PT Pertiwi Agung dengan Menggunakan Kerangka Kerja Cobit pada Domain Plan And Organise dalam Model Maturity Level

Pada era informasi sekarang ini, perusahaan harus dapat mengatasi masalah dan persaingan yang terjadi secara cepat dan sesuai sasaran. Dalam konteks ini, teknologi informasi dapat dikatakan menjadi kunci untuk mendukung dan meningkatkan mana-jemen perusahaan agar dapat memenangkan persaingan yang semakin lama akan semakin meningkat. Oleh karena teknologi informasi sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi perusahaan maka perlu diperhatikan mengenai pengelolaan teknologi informasi tersebut.

Dalam merencanakan dan menjalankan suatu sistem diperlukan suatu penilaian yang tepat dan akurat agar sistem yang akan dijalankan nantinya dapat berfungsi dengan baik. Dengan menggunakan kerangka kerja COBIT yang berfokus pada domain Plan and Organise (PO) akan memudahkan melakukan penilaian mengenai perencanaan sistem yang akan dijalankan di perusahaan. Domain ini mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi TI yang dapat memberikan yang terbaik untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. Termasuk mengidentifikasi strategi dan taktik yang digunakan TI untuk mencapai sasaran bisnis, perencanaan strategi, strategi komunikasi, strategi manajemen, manajemen resiko, dan manajemen sumber daya, yang menjamin bahwa kebutuhan infrastruktur teknologi dan sumber daya manusia berada pada sasaran yang tepat.


Teknologi informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi PT. Pertiwi Agung dalam mencapai tujuannya. Evaluasi terhadap tatakelola teknologi informasi dengan menggunakan kerangka kerja COBIT dalam model Maturity Level sangat berguna bagi PT. Pertiwi Agung. Karena dengan adanya evaluasi tersebut manajemen PT. Pertiwi Agung dapat melakukan perbaikan terhadap tatakelola teknologi informasi.

Berdasarkan hasil perhitungan pada masing-masing proses yang ada pada domain Plan and Organise (PO), dapat diketahui tingkat rata-rata Maturity Level pada domain tersebut yang telah dicapai PT. Pertiwi Agung, yaitu sebagai berikut:


Dari hasil pengolahan data di atas, rata-rata Maturity Level yang telah dicapai PT. Pertiwi Agung adalah 2,190. Angka ini menunjukkan tingkat Maturity Level PT. Pertiwi Agung berada di bawah rata-rata perindustrian internasional yang ditetapkan, yaitu pada angka 2,750 [ITGI, 2007].


Kesimpulan :


Pengelolaan teknologi informasi pada PT. Pertiwi Agung saat ini masih di bawah rata-rata industri internasional yang ditetapkan. Hal ini terlihat dari pengelolaan teknologi informasi yang telah mencapai maturity level pada tingkat 2 (Repeatable but intuitive), yaitu dengan mencapai posisi 2,190 sedangkan rata-rata industri inter-nasional pada angka 2,750. Perolehan angka tersebut menunjukkan PT. Pertiwi Agung sudah menyadari adanya kebutuhan tata kelola TI dan indikator pengukuran kinerja dalam tahap pengembangan. Di mana proses perencanaan, perancangan, dan implemen-tasi sistem informasi dalam perusahaan sudah mulai terarah dan berjalan sesuai dengan yang ditetapkan perusahaan.

Saran :

PT. Pertiwi Agung perlu menyediakan perencanaan, prosedur, standar dan pen-dekatan yang terstruktur. Pengembangan perencanaan, prosedur, standar dan pende-katan yang terintegrasi membantu perusa-haan dalam meningkatkan kinerja, khusus-nya departemen TI guna memberikan nilai tambah sebagai pendukung strategi bisnis TI.

Untuk melihat lebih lengkap dari contoh kasusnya 



Daftar Pustaka

[1] widiastuti.staff.gunadarma.ac.id http://widiastuti.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/51932/%5EAKS+-+Pertemuan+13+-+Cobit5.pdf


[2] [ITGI, 2007] IT Governance         Institute,2007. CobIT  (4.1th   ed). Frame-work,  Control Objectives, Management   Guidelines       and      Maturity Model. ITGI, USA.



[3] [Muis, 2008] Muis, Revo A., et all., 2008. “Proses Akuisisi Software di PT. Manulife Indonesia”, Journal of Business  Strategy  and  Execution, Vol. 1 No. 1.    


 [4] [Sasongko, 2009] Sasongko,        Nanang, 2009. “Pengukuran   Kinerja Teknologi Informasi  Menggunakan Framework COBIT versi 4.1, Ping Test dan CAAT pada PT. Bank X Tbk Di Bandung”, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi.

[5] ejournal.gunadarma.ac.id http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/tekno/article/view/1278

Minggu, 23 April 2017

Dasar - dasar Action Script




2.     Dasar – dasar ActionScript


  • ·         Definisi ActionScript


ActionScript adalah bahasa yang anda gunakan untuk menambah interaktifitas aplikasi Flash. ActionScript anda gunakan pada animasi Flash sederhana maupun Rich Internet Aplication yang kompleks. Jika anda pernah belajar Flash dan tidak menggunakan ActionScript itu dimungkinkan karena anda tidak memerlukan interaktifitas. Rasanya sulit untuk mengabaikan ActionScript ketika kita membuat aplikasi database berbasis Flash. Mungkin saat anda membuat animasi, anda menggunakan tools – tools yang ada di Macromedia Flash. Anda tinggal Tarik dan Tarik. Hal ini yang menjadi salah satu keunggulan Flash dan berhasil menarik simpati banyak programmer web.
Bahasa ActionScript saat ini mengalami perkembangan yang luar biasa. Kini versi ActionScript mencapai versi 2.0. Meskipun bukan merupakan sesuatu yang baru, versi ini mempunyai fitur yang lebih kompleks dari versi sebelumnya. Sintaks ini lebih mudah dipelajari meskipun belum pernah mengenal bahasa ini.
ActionScript adalah bahasa pemrograman yang dibuat berdasarkan ECMAScript, yang digunakan dalam pengembangan situs web dan perangkat lunak menggunakan platform Adobe Flash Player. ActionScript juga dipakai pada beberapa aplikasi basis data, seperti Alpha Five. Bahasa ini awalnya dikembangkan oleh Macromedia, tapi kini dilanjutkan  perkembangannya oleh Adobe ActionScript dirancang untuk memudahkan programmer untuk membuat aplikasi berbasis flash, keuntungannya antara lain adalah untuk system navigasi pada suatu situs atau  presentasi, menghemat ukuran file, membuat hal-hal yang bersifat interaktif.


  • ·         Fungsi ActionScript

Ø  Membuat sistem navigasi situs
Hal ini berkaitan dengan bagaimana Action Script dapat mengatur user menjelajahi situs atau program yang telah dibuat. Dengan demikian animasi situs yang telah dibuat tidak hanya menjadi “film iklan” belaka, kecuali memang dinginkan seperti itu (dalam kasus film kartun menggunakan Flash).

Ø  Menambahkan interaktivitas dengan user
Dengan action Script user dapat berinteraksi dengan setiap elemen di dalam movie Flash, baik itu tombol movie klip maupun teks.

Ø  Membuat situs atau Program yang dinamis
Action Script dapat digabungkan dengan berbagai bahasa lain, seperti Java Script, ASP, PHP, CGI, MySQL, atau XML untuk membuat barbaga aplikasi yang sulit atau tidak dapat dibuat hanya dengan Action Script saja. Untuk membuat sistem database sehingga situs atau program Flash dapat di update secara rutin dan otomatis


  • ·         Jenis – jenis ActionScript dalam flash


1. ActionScript pada frame

ActionScript pada frame adalah Actionscript yang diletakan pada frame, atau juga sering disebut FrameScript. FrameScript ini hanya bisa dilakukan pada keyframe atau blankkeyframe.untuk melihat frame yang telah diberikan script terdapat tanda berupahurup 'a' kecil yang menandakan keberadaan sebuah Script.


2. ActionScript pada MovieClip
ActionScript yang diletakan pada MovieClip sering disebut MovieScript. yang harus diingat adalah untuk membuat movieScript tentunya harus ada MovieClip tempat kita meletakan ActionScript tersebut. MovieClip memiliki bahasa (syntax) sebagai berikut.
onClipEvent (event) { perintah }
Arti syntax movieScript diatas adalah :

·         Kata 'onClipEvent' menunjukan bahwa perintah ini ditujukan untuk MovieCliptempat diletakannya Script.
·         kata 'event' menunjukan event yang terjadi pada movieClip tersebut.sebenarnya Event di MovieClip ada 9 diantaranya :load, enterFrame, unload, Mouse up, Mouse Down,Key down, Key up, dan data.Namun diantara semua itu yang sering digunakan yaitu load dan enter Frame.
·         Kata 'perintah' menunjukan perintah yang dapat diberikan pada MovieClip.

3. ActionScript pada Button

Hal yang perlu diingat yaitu ActionScript pada button tentunya harus ada Button tempat meletakanActionScript tersebut.Secara umum syntax yang digunakan dalam penulisan ActionScript pada Button hampir sama dengan penulisan MovieScript.Perhatikan syntax berikut ini ;

on (event) { perintah }

Arti syntax movieScript diatas adalah :

·         Kata 'on' menunjukan bahwa perintah ini ditujukan untuk MovieClip tempat diletakannya scriptdan ini merupakan syarat utama untuk Script yang digunakan pada Button.
·         Kata 'event' menunjukan event yang terjadi pada Button tersebut. ada 7 event yang terdapat pada buttonyaitu press, release, rollOver, rollOut, dragOver, dragOut, dan keypress. Meski demikian hanya dua event yang sering digunakan yaitu press dan release.


Sumber berasal dari :
Siswoutomo Wiwit. 2005. Membangun Aplikasi Database Berbasis Flash. Jakarta : Elex Media Komputindo.