a.
Pengertian dan Arti Komunikasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Dan
arti dari komunikasi itu menurut KBBI yaitu pengiriman
dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan
yang dimaksud dapat dipahami.
b.
Jenis dan Proses Komunikasi.
Jenis
komunikasi terdiri dari:
·
Komunikasi verbal dengan kata-kata
·
Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh
Proses
Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana Pembicara menyampaikan
pesan kepada pendengar, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara
pendengan dengan pembicara.
1. Komunikator
adalah pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam sebuah proses
komunikasi.
2. Pesan
adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tertulis,
yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain.
3. Penerima
adalah pihak yang memperoleh pesan atau stimulus yang dikirmkan oleh sumber.
4. FeedBack
adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam
bentuk verbal maupun nonverbal.
c.
Komunikasi
Yang Efektif.
Berkomunikasi efektif
berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama
tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the
communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama
mengerti apa pesan yang disampaikan. Menurut Jalaluddin dalam
bukunya Psikologi Komunikasi menyebutkan, komunikasi yang efektif ditandai
dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,
meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu
tidakan.
a.
Teori
dan Arti Kepemimpinan.
Teori kepemimpinan Great Man(Pemimpin Besar)
Teori Great Man menyatakan bahwa ada dua asumsi dasar, bahwa pemimpin
dilahirkan dan tidak dibuat, dan asumsi kedua adalah bahwa pemimpin besar akan
muncul ketika dibutuhkan.
Teori
kepemimpinan sifat
Teori sifat tersebut mengasumsikan bahwa para pemimpin telah mewarisi
sifat-sifat di dalamnya yang membuat orang cocok untuk menjadi pemimpin.
Teori
kepemimpinan perilaku
Terori Ini mengatakan bahwa sifat-sifat dan kualitas kepemimpinan tidak
diwariskan, tapi dapat dipelajari dan dikuasai oleh setiap orang.
Teori
kepemimpinan situasional
Sifat kepemimpinan yang pemimpin muncul sebagai akibat dari situasi yang
berbeda dan saat di butuhkan unuk melakukan perubahan.
Teori
kepemimpinan transaksional
Pemimpin transaksional tahu apa yang dia inginkan dari pekerjaan dan memastikan
bahwa para pengikutnya melakukan dengan baik untuk memberikan hasil yang
diharapkan.
Teori
kepemimpinan transformasional
Dalam teori kepemimpinan transformasional, orang-orang atau pengikut
terinspirasi oleh pemimpinnya, dan pemimpin harus memiliki gairah dengan
kepemimpinannya. Singkatnya,pengikut akan terdorong karena terinspirasi dari
pemimpin dan menjadi pengikut yang berpotensi.
Arti Penting kepemimpinan
Kepemimpinan adalah Kemampuan memperoleh konsensus dan keika
tanpa dasasaran bersama, melampaui syarat-syarat organisasi, yang dicapai
dengan pengalaman sumbangan dan kepuasan di pihak kelompok kerja. Tipologi Kepemimpinan.
b.
Tipologi Kepemimpinan
Dalam praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut
berkembang beberapa tipe kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut
(Siagian,1997).
1. Tipe Otokratis.
Seorang pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki
kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik
pribadi, Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap
bawahan sebagai alat semata-mata, Tidak mau menerima kritik, saran dan
pendapat, Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya, Dalam tindakan
pengge-rakkannya sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan
dan bersifat menghukum.
2. Tipe Militeristis
Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang
pemimpin yang memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem
perintah yang lebih sering dipergunakan, Dalam menggerakkan bawahan senang
bergantung kepada pangkat dan jabatannya, Senang pada formalitas yang
berlebih-lebihan, Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, Sukar
menerima kritikan dari bawahannya, Menggemari upacara-upacara untuk berbagai
keadaan.
3. Tipe Paternalistis.
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi
(overly protective), jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil keputusan, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengambil inisiatif, jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk
mengembangkan daya kreasi dan fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4. Tipe Karismatik.
Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan
sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya diketahui
bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan karenanya
pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya sangat besar, meskipun para
pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka menjadi
pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab musabab
seseorang menjadi pemimpin yang karismatik, maka sering hanya dikatakan bahwa
pemimpin yang demikian diberkahi dengan kekuatan gaib (supra natural powers).
5. Tipe Demokratis.
Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa
tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal
ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut
: dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha
mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadi dari pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan
bahkan kritik dari bawahannya
c.
Faktor
Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemimpin.
1. Moril :
moril adalah keadaan jiwa dan emosi seseorang yang mempengaruhi kemauan untuk
melaksanakan tugas dan akan mempengaruhi hasil pelaksanaan tugas perorangan
maupun organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi moril adalah : 1).
kepemimpinan atasan. 2). kepercayaan dan keyakinan akan kebenaran. 3).
penghargaan atas penyelesaian tugas. 4). solidaritas dan kebanggaan organisasi.
5). pendidikan dan latihan. 6). kesejahteraan dan rekreasi. 7). kesempatan
untuk mengembangkan bakat. 8). struktur organisasi. 9). pengaruh dari luar.
2. Disiplin : disiplin adalah ketaatan tanpa ragu-ragu dan tulus
ikhlas terhadap perintah atau petunjuk atasan serta peraturan yang berlaku.
Disiplin yang terbaik adalah disiplin yang didasarkan oleh disiplin pribadi.
Cara-cara untuk memelihara dan meningkat disiplin : 1). Menetapkan peraturan
kedinasan secara jelas dan tegas. 2). Menentukan tingkat dan ukuran kemampuan.
3). Bersikap loyal. 4). Menciptakan kegiatan atas dasar persaingan yang sehat.
5). Menyelenggarakan komunikasi secara terbuka. 6). Menghilangkan hal-hal yang
dapat membuat bawahan tersinggung, kecewa dan frustasi. 7). Menganalisa
peraturan dan kebijaksanaan yang berlaku agar tetap mutakhir dan menghapus yang
sudah tidak sesuai lagi. 8). Melaksanakan reward and punishment.
3.
Jiwa korsa : jiwa korsa adalah loyalitas, kebanggan dan
antusiasme yang tertanam pada anggota termasuk pimpinannya terhadap
organisasinya. Dalam suatu organisasi yang mempunyai jiwa korsa yang tinggi,
rasa ketidakpuasan bawahan dapat dipadamkan oleh semangat organisasi.
4. Kecakapan : kecakapan adalah kepandaian melaksanakan tugas
dengan hasil yang baik dalam waktu yang singkat dengan menggunakan tenaga dan
sarana yang seefisien mungkin serta berlangsung dengan tertib. Pengetahuan dan
kecakapan yang dimiliki pimpinan dapat diperoleh dari pendidikan, pelatihan,
inisiatif dan pengembangan pribadi serta pengalaman tugas.
Setiap pemimpin perlu menentukan corak dan gaya kepemimpinannya agar nampak
seni kepemimpinannya dalam memimpin. Corak dan gaya kepemimpinan dapat terlihat
dari sikap pemimpin, yaitu sebagai : Pemimpin, Guru, Pembina, Bapak dan Teman
Seperjuangan.
Terimakasih sudah datang
dan membaca artikel kami. Sertakan link sumber untuk menghargai karya cipta
orang lain :)