TREND
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMPUTER
Untuk
dapat menjadi manusia yang unggul di masa yang akan datang, salah satunya
adalah mampu menguasai dan mampu membaca dan berada pada trend Perkembangan Teknologi Komputer. Siapa yang dapat menyangka
bahwa teknologi komputer berkembang dengan sangat pesat, dan juga menjadi salah
satu bagian yang cukup vital dalam kehidupan sehari-hari.
Pada
awalnya komputer digunakan layaknya menghitung, karena kata komputer sendiri
berasal dari kata “to
compute” yaitu
untuk menghitung. Seiring waktu pun teknologi komputer yang dikembangkan bukan
hanya sekedar mesin penghitung tapi juga mesin yang dapat memproses data.
Data
yang awalnya berjumlah kecil dan algoritma yang sederhana, perlahan semakin
besar dan kompleks. Melihat perkembangan itu, jika disadari setiap masa waktu,
memiliki trend perkembangan teknologi komputer yang berbeda sesuai dengan
keadaan masa jaman saat itu. Hal tersebut dikarenakan kemampuan teknologi
komputer yang berbeda-beda pula.
Komputer
pada awalnya adalah sebentuk mesin yang sangat besar. Semakin kompleks
kemampuannya, maka semakin besar pula ukuran komputer tersebut. Bahkan mampu
mengisi setengah ruangan kamar kita. Pada saat itu aplikasi atau sistem operasi
pilihannya hanyalah sedikit dengan kemampuan yang terbatas pula.
Sistem
operasi yang digunakan memiliki fungsi sebagai aplikasi yang membuat agar kita
dan komputer bisa berkomunikasi. Salah satu sistem operasi cukup dikenal saat
itu bagi para pengguna komputer adalah sistem operasi Unix. Lalu perlahan trend
perkembangan teknologi komputer berubah.
1. Trend Produk Perbankan.
Saat
ini bank ritel di Indonesia memiliki produk dan layanan:
·
Tabungan
·
Deposito
·
Giro
·
Kartu
Debit
·
Kartu
Kredit
·
Perdagangan
Bank Notes, Valas, dsb (Trade Finance)
Dalam Trend Produk Perbankan
memiliki 2 bagian didalamnya yaitu :
1.1 Trend Transaksi
Jenis
transaski sudah beragam baik menggunakan Kartu Debit, Kartu Kredit yang
memanfaatkan jaringan ATM atau Debit Access Transaction umumnya di Cashier yang
berlokasi di gerai, outlet tempat-tempat perbelanjaan.
Sebagai gambaran BCA dengan 750 kantor
online-nya, dilengkapi 2.100 ATM yang mempunyai fungsionalitas memadai, dapat
menghandle dengan baik 8,2 juta nasabahnya.
Dengan jumlah transaksi per hari 2,4 juta.
Dari jumlah transksi tersebut rata-rata 821.000 transaski dilakukan melalui
ATM, dengan kata lain tingkat pemakaian ATM-nya sebesar 3,9 kali. Sedangkan
transaksi lainnya yang sudah lazim dilakukan meliputi:
- Mengecek saldo
- Fasilitas
Pembayaran: Pemindahbukuan dan Penarikan Tunai
- Fasilitas
untuk menerima Pembayaran (speed collect)
- Pembukaan dan
pengecekan L/C
1.2 Layanan On Line Banking
Seperti
ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte; bahwa dunia makin lama
makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan transaksi bisnis
dan kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan komputer on-line.
Dipicu
oleh perkembangan Internet, makin meningkatnya kemampuan hardware dan software
dengan kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan nasabah bank
akan berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-line banking.
Saat
ini standar layanan ritel banking kelas dunia seperti Chase Manhattan Bank,
Bank Of America (BOA) bagi nasabahnya bukan saja menyediakan transakasi real-time,
namun banyak lagi produk layanan berbasis on-line seperti:
- Packet S/W (Windows)
gratis dan tak terbatas sebagai antisipasi memenangkan persaingan teller-less.
- Packet software
keuangan (Quicken, MoneyOne, BankNow)
- Packet
Entreprise Resourches Planning (ERP software) yang tentunya sangat
dibutuhkan dalam mengelola bisnisnya.
Kesemua
software bantuan tadi dapat diakses, berkat tersedianya portal
khusus yang dimiliki oleh setiap Bank.
2.
E-
commerce
Merupakan
aplikasi perdagangan yang memanfaatkan fasilitas Internet, yang menjadikan
setiap individu/ perusahaan dapat secara langsung tersambung secara digital ke
perusahaan/individu lainnya untuk melakakukan transaksi bisnis.
Pemanfaatannya
saat ini dapat dikategorikan dalam:
·
Business
to Business
·
Business
to Customers
Agar
keduabelah pihak dapat bertransaksi secara langsung, terlebih dahulu harus
dibangun 2 sistem yang terintegrasi:
2.1 Interactive order entry and processing
Menjamin
tersedianya fasilitas bertransaksi mulai, Informasi produk dan specifikasinya (e-marketplace),
Pemesanan (Placing Order), Order Processing sampai pemenuhan
Order (e-fulfillment)
2.2
On-line payment
Fasilitas
internet yang memungkinkan pembayaran dilakukan secara on-line antara pembeli
ke Bank atau Credit Card, setelah proses order terpenuhi persyaratannya
(e-fulfillment).
Fasilitas
ini menggantikan proses dagang konvensional seperti : pesan lewat Fax, e-mail,
pembayaran dengan L/C sampai monitoring kelengkapan dokumennya.
3.
E- government
Sistem informasi pemerintahan yang berbasis web dan
internet protocol untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada warganya
secara cepat dan murah. Contoh aplikasinya meliputi : KTP, Pajak, Fiskal dan
SIM on-line.
4.
E- resourches
Suatu bentuk Sistem Informasi Manajemen Pengelolaan
Pendapatan Bagi Hasil Eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) yang saat ini masih
diimplementasikan dibidang kelautan, dimana Pemerintah selaku pemegang hak
pengelolaan membuat situs Internet tentang seluruh kandungan kekayaan alam,
kebijakan ekploitasi, pola bagi hasil dan tatacara pembayarannya.
Pendapatan bagi hasil dengan investor yang
mengeksploitasi SDA tersebut dikelola secara on-line ke Bank.
5. Sosial Media
Sosialisasi dan komunikasi secara
langsung mulai tergeser dengan sosial media yang sangat berkembang pesat
seiring makin lengkapnya teknologi yang mendukung lewat smartphone yang
terhubung internet.
Facebook, twitter adalah dua yang terpopuler saat ini dalam
melakukan komunikasi lewat dunia maya, serta instagram yang kemudian muncul
sebagai pilihan dalam berkicau lewat foto-foto unik dan menarik yang kita ambil
kapan pun dimanapun.
Serta banyak sosial media lainnya
yang terus bermunculan dan mengubah peradaban manusia dalam berkomunikasi,
terutama berkomunikasi langsung tatap muka. Namun hal tersebut memiliki dampak
positif bukan hanya untuk sekedar chat tetapi juga untuk berbisnis online,
mendirikan komunitas, membuat group yang kemudian bertemu secara langsung di
Indonesia dan seluruh dunia.
Jika tak ada sosial media, nampaknya
Smartphone bukan lagi smartphone, karena keberadaan sosial media umumnya
diakses lewat ponsel. Dengan makin banyaknya orang mengunakan sosial media,
tentu selalu memerlukan koneksi internet yang mendukungnya, sehingga provider
pun makin banyak meraup untung.
Dampak buruk pun tak terhindarkan
dikala anak-anak dan remaja kurang hati-hati, karena kejahatan lewat sosial
media mudah terjadi. Sehingga peran orang tua serta nilai-nilai agama dan moral
pun penting pada setiap orang dijaman modern ini.
6.
Sistem Keamanan
TINJAUAN
TERHADAP PANDUAN PENGAMANAN
PENGGUNAAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI
OLEH BANK YANG DIKELUARKAN BANK INDONESIA
Dewasa ini, pemanfaatan teknologi merupakan suatu keharusan bagi dunia
perbankan, karena dalam banyak hal peranannya sangat potensial dalam
pengembangan dan penyediaan berbagai produk baru/fasilitas pelayanan jasa
perbankan.
Penggunaan teknologi tersebut mempunyai resiko yang
besar. Resiko ini dapat terjadi akibat perencanaan yang kurang baik, proses
pengembangan yang kurang cermat, maupun resiko pada saat pengoperasian.
Electronic Fund Transfer (EFT) merupakan salah satu
contoh inovasi yang mendasar dalam teknologi sistem informasi (TSI) di bidang
perbankan. Contoh daro produk-produk EFT antara lain meliputi Automated Teller
Machine (ATM), Point of Sales (POS), Electronic Home Banking (biasa disebut
sebagai Internet Banking), dan Money Transfer Network.
Dalam rangka terjadinya perkembangan di atas, maka
Bank Indonesia mengeluarkan regulasinya pada tahun 1995. Regulasi itu
dituangkan dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/164/KEP/DIR dan
Surat Edaran Bank Indonesia No. 27/9/UPPB tentang Penggunaan Teknologi Sistem
Informasi Perbankan keduanya tanggal 31 Maret 1995. Bersamaan dengan itu, Bank
Indonesia juga mengeluarkan buku Panduan Pengamanan Penggunaan Teknologi Sistem
Informasi Oleh Bank sebagai lampiran dari SKDBI dan SEBI tersebut.
Di dalam bab I buku panduan tersebut disebutkan
bahwa dalam rangka penggunaan TSI terdapat resiko yang bersifat teknis dan
khusus, yang berbeda dengan penggunaan sistem manual. Resiko yang dimaksud
adalah:
1. resiko yang dapat terjadi dalam tahap perencanaan dan pengembangan sistem
2. resiko kekeliruan pada tahap pengoperasian
3. resiko akses oleh pihak yang tidak berwenang
4. resiko kerugian akibat terhentinya operasi TSI secara total atau sementara
sehingga mengganggu kelancaran operasional bank
5. resiko kehilangan/kerusakan data.
Informasi merupakan assett yang sangat berharga
bagi bank, mengingat bahwa bank merupakan lembaga kepercayaan. Oleh karena itu,
pengamanan terhadap informasi tersebut baik dari penyalahgunaan yang disengaja
ataupun pengungkapan informasi yang tidak bertanggung jawab serta bentuk-bentuk
kecurangan lainnya sangat diperlukan. Dalam bab V buku panduan tersebut
disebutkan bahwa desain pengamanan sistem informasi perlu disusun sedemikian
rupa sehingga dapat:
1. memastikan integritas dan ketepatan waktu sistem informasi manajemen
2. mencegah perubahan oleh pihak yang tidak berwenang pada saat pembuatan,
transfer dan penyimpanan data
3. menjamin kerahasiaan dan sensivitas informasi bank
4. menjamin keabsahan akses oleh pengguna
5. menjamin tersedianya sistem backup dan kemampuan recovery
6. menjamin pengamanan fisik terhadap kerusakan informasi
7. menjamin tersedianya jejak audit yang memadai.
Yang menarik adalah diberikannya contoh teknik
kontrol terhadap pengamanan informasi tersebut, yakni enkripsi data (data
encryption), keabsahan transmisi informasi (message authentication), perangkat
lunak pengaman (security software) serta retensi dan backup data. Lebih lanjut
juga disebutkan bahwa teknik keabsahan transmisi informasi (message
authentication) akan lebih bermanfaat bila digunakan bersamaan dengan penerapan
enkripsi data.
Dalam bab VI yang berjudul Panduan Pengamanan
Pelayanan Jasa Perbankan Elektronis disebutkan bahwa dalam sistem pelayanan
jasa perbankan elektronis pada dasarnya terdapat beberapa tahapan pokok yang
masing-masing memerlukan perhatian khusus dalam hal kontrol dan pengamanannya,
yaitu tahap-tahap identifikasi, verifikasi, transfer dana, serta
penyelesaian/settlement. Yang mendapat perhatian besar bagi tulisan ini adalah
tahap identifikasi.
Pemberian identifikasi kepada nasabah dapat
diberikan dalam bentuk karakteristik personal (sidik jari, suara), sesuatu yang
diingat (password, nomor rahasia/PIN, sandi-sandi lain) atau dalam bentuk fisik
yang dapat dimasukkan ke dalam sistem (Kartu Plastik yang dilengkapi dengan
pita magnetis/Kartu Magnetis, Kunci Khusus, atau identitas fisik lain).
Namun demikian, dalam buku panduan itu disebutkan
bahwa dengan mempertimbangkan kemudahan, efektivitas serta faktor biaya,
tampaknya identifikasi dalam bentuk kombinasi Kartu Magnetis yang memuat
informasi penting pemegang serta Password/PIN merupakan pilihan yang paling
populer digunakan.
Pernyataan seperti itu lebih mengacu pada transaksi
dengan menggunakan ATM. Padahal, untuk ATM, diberikan pembahasan khusus secara
teknis dalam buku panduan tersebut. Penerapan metode tersebut dalam kaitannya
dengan transaksi melalui Internet Banking justru tidak pernah diterapkan. Yang
ada bukanlah kombinasi Kartu Magnetis dengan PIN, melainkan penggunaan PIN
saja. Hal tersebut dirasakan kurang memadai, karena hanya merupakan metode
“sesuatu yang diingat”, yang mana akan mudah diketahui oleh orang lain bila
suatu waktu PIN itu dicatat di suatu tempat ataupun diucapkan oleh orang
tersebut.
Oleh karena itu, dalam tulisan ini diberikan suatu
masukan bagi semua pihak (terutama Bank Indonesia) agar pelaksanaan Internet
Banking dalam penerapannya tidak hanya menggunakan metode PIN, melainkan
menggunakan metode tanda tangan digital (digital signature), yang mana metode
ini akan dapat menjamin keabsahan akses oleh pengguna dan juga mencegah
perubahan oleh pihak yang tidak berwenang pada saat transfer data.. Juga
penggunaan tanda tangan digital ini akan meliputi pengamanan informasi dengan
teknik enkripsi data (data encryption) dan keabsahan transmisi informasi
(message authentication) yang digunakan secara bersamaan.
Terimakasih sudah datang
dan membaca artikel kami. Sertakan link sumber untuk menghargai karya cipta
orang lain :)